Olahraga lari atau jogging adalah aktivitas menyehatkan yang bisa dilakukan semua orang dengan mudah dan tanpa memerlukan banyak biaya. Karena tidak butuh perlengkapan olahraga khusus.
Cukup sepatu running dan pakaian pendukung yang layak seperti celana lari serta baju sporty, kamu bisa melakukannya kapan pun. Bahkan, kamu bisa memilih tempat favorit yang membuat jogging menjadi nyaman, tenang dan membantumu meraih target.
Pada dasarnya, manfaat olahraga lari sangat banyak bagi tubuh. Seperti untuk mendukung kesehatan sistem kardiovaskuler hingga membantu melepas stres. Tapi, sebenarnya kapankah waktu yang tepat untuk melakukannya? Pagi atau sore hari? Atau malah keduanya memilki manfaat yang sama bagi tubuh?
Fakta dan Mitos Olahraga Lari
Sebelum membahas mana yang lebih bermanfaat bagi tubuh di antara jogging pagi atau sore. Cukup menarik, untuk menyimak beberapa fakta dan mitos yang perlu diketahui:
Jogging Tidak Baik Untuk Lutut
Salah satu mitos paling umum menyebutkan bahwa lari di jalanan akan melukai sendi terutama di bagian lutut. Namun, hal ini tidak bisa dibenarkan.
Berlari memang membutuhkan kekuatan dan tenaga pada kaki sebagai penopang. Tapi, ini justru baik bagi kekuatan lutut kita.
Penelitian menyebut bahwa olahraga lari malah membuat kamu terhindar dari masalah cedera pada lutut dan membuatnya lebih rileks.
Jogging Lebih Baik Pakai Sepatu Baru
Mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa penggunaan sepatu juga berpengaruh terhadap manfaat yang bisa kita dapat dari jogging. Semakin tua umur sepatu, justru tidak baik bagi kondisi kaki kita.
Faktanya, akan lebih baik jika kita mengganti sepatu lari dengan yang baru setelah menempuh jarak kira-kira 500-800 kilometer (km).
Karena lebih dari itu, sepatu sudah kehilangan daya serap terhadap goncangan ketika kita melangkah. Sehingga meningkatkan risiko rasa sakit kaki bagian bawah.
Mengonsumsi Banyak Karbohidrat Baik untuk Lari Jarak Jauh
Yang satu ini adalah fakta, Kamu! Mengonsumsi lebih banyak karbohidrat sebelum lari jarak jauh adalah hal penting.
Hal ini didukung fakta bahwa karbohidrat meningkatkan glikogen pada otot yang merupakan sumber energi utama. Sehingga mendukung tenaga dalam waktu yang lebih lama.
Meski begitu, waktu makan dan porsinya juga harus tetap disesuaikan. Roti gandum, nasi, atau sumber karbohidrat berkualitas tinggi lainnya akan efektif.