Menuju Proklim, Kecamatan Ngablak Kuatkan Mitigasi Perubahan Iklim

Pemerintah Kabupaten Magelang mencanangkan Kecamatan Ngablak sebagai Kecamatan Menuju Proklim. Deklarasi tersebut digelar di Pinea Forest Mangli Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kamis (21/9/2023).
Sekretaris Tempat Kabupaten Magelang, Adi Waryanto mengajak segala unsur masyarakat maupun kelompok sosial untuk bersinergi menguatkan upaya penyesuaian diri dan mitigasi kepada perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca.
“Tidak keok penting, supaya tiap-tiap desa untuk membentuk Pokja Proklim. Yang mana nantinya, dari masing-masing desa itu supaya saling berjejaring atau terhubung satu sama lainnya. Sebab tiap-tiap kampung iklim mempunyai metode dan keunikannya sendiri. Dengan saling berjejaring, maka kampung iklim bisa saling belajar dan mencontoh supaya menjadi semakin bagus,” tuturnya.
Adi Waryanto ingin, lewat deklarasi tersebut terwujud langkah nyata pengelolaan sumber kekuatan alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
“Saya ingin aktivitas ini tak cuma sebatas deklarasi saja. Tapi, tetap terus memperkuat janji 777 Slot Gacor dengan menjalankan langkah-langkah nyata. Seperti penghijauan dengan menjalankan penanaman pohon sebanyak-banyaknya, menjaga sumber mata air, tak membakar sampah. Hutan dan lahan secara sembarangan. Serta berupaya untuk mengurangi risiko dan ancaman pengaruh petaka yang di sebabkan dari perubahan iklim,” kata Adi Waryanto. Sementara, Camat Ngablak Pudjo Ihtiarta melaporkan bahwa hingga ketika ini masyarakat Kecamatan Ngablak. Masih tidak mau untuk buang sampah di TPS3R maupun bank sampah.
“Memang di kawasan Kecamatan Ngablak terdapat 4 TPS3R tapi belum maksimal, ada dua yang macet dan dua yang jalan. Dan kita masih jumpai pembuangan sampah di sungai, di got maupun membakarnya. Ini amat bahaya sekali karena akan meningkatkan konsentrasi rumah kaca atau pemanasan Global,” ungkap Pudjo. Selain itu, lanjut Pudjo masih banyak di jumpai para peternak yang buang kotoran di got atau saluran pembuangan air.
“Kita bersama pemerintah desa berprofesi sama untuk perlahan-perlahan merubah pola pikir masyarakat ke arah yang lebih ramah lingkungan,” katanya. Menurut, Pudjo solusi yang paling pas untuk menyelesaikan situasi sulit tersebut merupakan dengan di bentuknya Program Kampung Iklim (Proklim). Dengan menggandeng Dinas Lingkungan Hidup selama dua bulan untuk berputar di enam desa membentuk dan menyosialisasikan Proklim. Enam desa tersebut antara lain, Desa Girirejo, Jogoyasan, Pandean, Ngablak, Tejosari dan Jogonayan.
“Ke depan hingga bulan Desember akan kita format seluruhnya 16 desa sebagai Kampung Proklim,” tegasnya.