Sejarah Masjid Al-Aqsa Tempat Suci 3 Agama Jadi Rebutan Palestina dan Israel

Sampai kini Masjid Al-Aqsa ini masih saja menjadi rebutan Palestina dan Israel. Perebutan daerah ini memicu perang yang tidak pernah selesai.
Masjid ini menjadi daerah suci umat Islam yang namanya terekam dalam Al-Qur’an dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya supaya Kami perlihatkan kepadanya sebagian petunjuk-petunjuk (kebesaran) Kami. Sebenarnya Ia Maha Mendengar, Maha Mengamati.” (Al-Isra : 1)
Selain di yakini sebagai daerah Mi’raj Nabi Muhammad SAW, daerah ini juga pernah menjadi kiblat kaum Muslimin selama 16 bulan. Ada yang menyebut selama 17 bulan.
Kemudian sesudah itu kaum muslimin sholat tidak menghadap ke mesjid itu lagi akan tetapi menghadap ke arah Ka’bah di Makkah.
Siapa yang Mendirikan?

Banyak macam anggapan tentang siapa yang mendirikan mesjid ini. Ada anggapan yang mengatakan bahwa Masjid Al-Aqsa ini di bangun oleh khalifah kedua merupakan Umar bin Khattab sesudah beliau hingga di Yerussalem (Palestina).
Sebagian ulama meyakini bahwa mesjid ini di bangun pertama kali oleh malaikat atas izin Allah SWT. Ini merupakan anggapan Ibnu Katsir, At-Thabari dan Al Qurtubi.
Sebagian ulama lain mempunyai anggapan yang berbeda dari anggapan-anggapan di atas. Mereka meyaini bahwa yang pertama kali membangun Masjid ini iaah Nabi Adam AS dan di terukan oleh Nabi Ibrahim AS.
Pasca Nabi Ibrahim pembangunan Masjid Al-Aqsa ini di teruskan oleh Nabi Sulaiman AS yang membangun mesjid ini menjadi bangunan yang besar, kuat dan menawan.
Sebagian Kali Renovasi
Mengutip situs bpkh.go.id Masjid Al-Aqsa yang asli telah rata dengan tanah pengaruh gempa bumi yang mengguncang Jazirah Arab pada pertengahan abad ke-6.
Pembangunan kembali Masjidil Al-Aqsa di kerjakan oleh Khalifah Al-Walid (705-715) dari dinasti Umayyah. Dan di restorasi oleh dinasti Abbasiyah pada pengujung abad yang sama.
Dinasti Abbasiyah segera menjalankan perubahan pada arsitektur Masjid Al-Aqsa. Umpamanya, sebagian bagian pahatan kayu berbentuk bunga yang dulu di gunakan sebagai dekorasi mesjid, di hilangkan. Arsitektur Masjidil Aqsa berikutnya bercirikan gaya bangunan atau arsitektur abad pertengahan.
Dalam pembangunan itu, peristiwa Isra Mi’raj yang merupakan perjalanan spiritual nabi selama semalam dari Masjid Haram-Masjid Al-Aqsa lalu ke langit (Sidratul Muntaha) sungguh-sungguh memberi pengaruh arsitektur mesjid.
Daerah Suci 3 Agama
Kini Masjid Aqsa sungguh-sungguh menawan dan dua kali lebih luas dari ukuran semula. Bukan hanya untuk umat Islam, daerah sekitar Masjid Al-Aqsa juga sungguh-sungguh penting bagi umat Yahudi dan Kristen.
Daerah ini sebagian kali mengalami pasang surut peradaban dan sedikitnya tiga agama (Yahudi, Kristen dan Islam) pernah merajai kota itu dan mewarnainya dengan budaya masing-masing. Sejarah peradaban Palestina (Jerusalem) sejak permulaan penuh dengan peperangan.
Kota itu di rebut oleh Umar dari kekuasaan Kristen. Walaupun Islam telah merajai Jerusalem, umat Nasrani aman tinggal di sana sebab kehidupannya di jamin oleh pimpinan Islam yang berkuasa waktu itu.
Umat Nasrani juga di berikan kebebasan untuk memelihara daerah ibadahnya. Mereka juga di perbolehkan untuk menjalankan ritual dan budaya keagamaannya. Semenjak di kendalikan oleh Islam, Jerusalem mengalami puncak peradabannya.
Pada abad ke-7, kota itu menjadi kota ketiga lebih-lebih bagi umat Islam sesudah Mekkah dan Madinah. Kota itu juga telah menjadi sebuah tujuan bagi para peziarah.
Terdapat Daerah Nabi Saat Mi’raj
Temple Mounth atau Kuil Agung telah di identifikasikan oleh Muslimin sebagai daerah Nabi Muhammad SAW naik ke langit dalam perjalanan Mi’raj untuk menghadap Allah SWT.
Kubah Batu merupakan Qubbat as-Sakhra yang berada di kawasan ini di katakan melindungi batu daerah Muhammad naik secara jasmani.
Dalam jangka abad pertama pemerintahan Islam di Jerusalem, yang berkuasa merupakan di nasti Umayyah. Abdul Malik Ibnu Al Marwan, khalifah pertama di nasti itu, membangun Dome of The Rock yang di resmikan pada 691 M sebagai salah satu dari dua simbol Jerusalem dalam pandangan Muslimin.
Simbol lain merupakan Masjid Aqsa yang terletak pada tepi bagian selatan Kuil Agung. Di selatan Kuil Agung, di bangun oleh Bani Umayyah sentra-sentra pemerintahan yang saling berhubungan dan pemukiman penduduk yang di perluas mencakup sekeliling Dome.
Dalam waktu singkat, pemukiman yang terencana itu berkembang cepat. Dinasti Umayyah segera di gantikan dinasti Abasiyah yang telah memindahkan ibu kotanya dari sekitar Demaskus mendekati Baghdad. Kedudukan penting Jerusalem senagai sentra politik dan ekonomi pelan-pelan di hilangkan.
Kesudahannya, populasi penduduk makin menyusut begitu juga dengan luas Jerusalem. Peran penting Jerusalam berikutnya hanya sebatas sebagai salah satu kota religius bagi para peziarah.
Tak lebih dari itu. Dinasti yang berkuasa juga mengizinkan orang Yahudi yang dulu terusir untuk kembali ke tanah leluhurnya di sekitar Jerusalem. Kesempatan itu tidak disia-siakan oeh Yahudi. Dalam waktu sekejap komunitas Yahudi jumlahnya berlipat, sementara komunitas lain pelan-pelan meninggalkan Jerusalem.
Tak heran kalau berikutnya mereka memegang peranan penting di banding komunitas lain di sana. Sebagai kota religius, Jerusalem merupakan kota suci bagi tiga agama samawi: Yahudi, Kristen, dan Islam.